Selasa, 13 Mei 2014

Pengalaman Kuliah

Mata kuliah yang menarik bagi saya saat ini yaitu karawitan, itu tidak berarti mata kuliah yang lain itu tidak menarik. Dalam mata kuliah ini saya mempunyai berbagai pengalaman menarik dan pengetahuan yang benar-benar baru bagi saya, yang salah satunya yaitu saat saya menyaksikan pementasan seni di ISI Surakarta. Karawitan merupakan peninggalan leluhur yang sangat berharaga. Selain sebagai bentuk seni yang tinggi karawitan juga mempunyai fungsi dalam lingkup kemasyarakatan. Karawitan yang ditampilkan di dalam upacara adat dapat berdampak positif kepada para pemain dan penontonnya, seperti menumbuhkan rasa kekeluargaan, menanamkan nilai-nilai luhur, menghilangkan sifat-sifat brutal, menambah kreatifitas, memupuk kerja sama dan menghibur serta menghilangkan rasa gundah atas kehidupan. Padahal karawitan mempunyai dampak yang positif bagi para pemain dan penontonnya, namun generasi sekarang ini banyak yang tidak tahu tentang seni karawitan. Sudah jarang orang yang ingin mempelajari seni musik karawitan. Tetapi masih ada orang-orang yang mempunyai jiwa seni yang mempelajari seni karawitan, seperti mahasiswa jurusan karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini.
            Pada tanggal 11 & 16 April 2014 para mahasiswa tersebut sedang menggelar pentas seni karawitan dalam rangka menyajikan tugas akhir mereka. Setelah saya menyaksikan sajian pentas seni karawitan ini saya mempunyai beberapa pengalaman yang baru, seperti seni karawitan tidak selalu identik dengan tradisional dan tidak hanya menggunakan gamelan saja, tetapi bisa di kolaborasikan dengan berbagai alat musik lainnya seperti biola, gitar, dan juga peralatan-peralatan rumah tangga yang dapat mengeluarkan bunyi.
            Pada tanggal 11 April 2014 sekitar pukul 8 malam yang bertempat di gedung teater besar Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, pementasan yang pertama digelar yaitu pementasan seni karawitan klasik atau hanya menggunakan gamelan saja tanpa menggunakan alat musik yang lain. Pementasan pada malan itu terkesan sangat hikmat sekali. Sebelum saya menyaksikan pementasan ini yang saya tahu bahwa ketika akan digelar seni karawitan harus mengadakan ritual-ritual tertentu dan menggunakan sesajen atau semacamnya, dan saya berpikir bahwa gamelan itu selalu identik dengan mistis, tidak boleh dimainkan sembarangan dan harus melewati beberapa ritual untuk memainkannya. Namun ternyata hal itu semua salah, karawitan adalah seni musik yang sangat menghibur bagi penontonnya, yang siapa saja boleh memainkan dengan baik dan benar. Tanpa harus mengadakan ritual tertentu dan sesajen atau semacamnya. Gamelan pun tidak selalu identik dengan mistis, gamelan merupakan alat musik yang sangat indah dan unik menurut saya.
            Menurut saya sebagai penonton awam dalam pementasan seni karawitan melibatkan banyak pemain sedangkan dalam satu pementasan untuk tugas akhir ini penyajinya hanya dua atau tiga orang saja dan yang lainnya merupakan pendukung saja. Ketika ada banyak pemain yang memainkan gamelan atau alat musik yang lain memakai pakaian yang sama maka dimata penonton awam seperti saya akan beranggapan bahwa penyajinya tidak akan diperhatikan karena jarak pandang dari kursi penonton jauh, pakaian yang digunakan sama, porsi memainkan alat musiknya pun hampir sama dengan pemain pendukung. Jadi ketika penyajinya tidak ada sesuatu yang menonjol maka penontonnya tidak akan terlalu memperhatikan. Walaupun mungkin yang mereka tonjolkan adalah karya seni musik yang mereka ciptakan, tetapi dimata penonton awam mereka tidak terlalu memperhatikan hasil ciptaanya, melainkan yang lebih mereka perhatikan adalah cara penyajiannya di atas pentas.  Apabila penyaji ketika dalam pementasan menggunakan pakaian yang berbeda dengan pemain pendukungnya dan porsi memainkan alat musik atau gamelannya berbeda atau lebih banyak dan lebih menonjol maka penonton akan sedikit banyak lebih memperhatikan penyajinya dibanding para pemain pendukungnya.
            Bahkan padapementasan yang pertama ini para penontonnya pun banyak yang menyaksikannya tidak sampai selesai entah itu karena mereka tidak menyukai seni karawitan atau mereka merasa jenuh dengan cara penyajiannya yang tidak menonjolkan penyajinya sebagai pemain utamanya. Dan terasa membosankan karena tidak ada sesuatu yang terlihat sedikit menonjol atau lebih terlihat “waooww” dimata penonton awam. Lain halnya ketika mungkin ada sesuatu yang menonjol pada pementasan ini, walaupun mungkin para penonton tidak menyukai seni karawitan tetapi ketika ada sesuatu yang menonjol dibalik pementasan ini para penonton akan merasa ingin tahu bagaimana kelanjutan dari pementasan ini.
            Lain halnya dengan pementasan yang kedua yaitu pada tanggal 16 April 2014 diwaktu dan tempat yang sama, untuk pementasan kali ini sedikit lebih “gumyak” atau meriah dari pementasan yang pertama. Pada pementasan ini para penyaji menyajikan seni musik karawitan dengan memadupadankan gamelan dengan alat musik yang lain seperti ada yang mengunakan perlatan memasak, peralatan bangunan, biola dan lain-lain. Pada pementasan yang kedua ini masih tetap sama yaitu para penyajinya sendiri tidak terlihat lebih menonjol dari pemain pendukungnya, dari segi penampilan, pakaian,dan porsi memainkan alat musiknya masih terlihat hampir sama dengan pemain pendukungnya. Tetapi yang membuat pementasan ini terlihat menarik yaitu materi musik yang ditampilkan.
            Dan yang sangat menarik lagi yaitu penontonnya pun sangat penuh sampai lantai 2 hampir semua kursi penuh, mereka meyaksikan sajian ini sampai akhir pementasan. Karena materi yang ditampilkan membuat rasa ingin tahu penonton bagaimana kelanjutan dari sajian-sajiannya.
            Setelah saya menyaksikan pementasan seni karawitan di gedung teater besar Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini, ternyata pagelaran seni karawitan yang digelar guna memenuhi tugas akhir beberapa mahasiswa jurusan karawitan ini mempunyai berbagai fungsi untuk siapa saja yang menyaksikannya dan juga yang menyajikan, yaitu sebagai pemenuhan tugas akhir beberapa mahasiswa jurusan karawitan, mahasiswa atau penyajinya ini menciptakan dan menggelar pementasan ini dengan waktu penciptaannya yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Sebagai ungkapan isi hati penyajinya dengan menyajikan seni karawitan seniman seniman tersebut dapat mengungkapkan apa saja yang ada dalam hatinya. Sebagai apresiasi oleh penikmatnya atau penontonnya dengan menyaksikan sajian karawitan para penonton akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang baru setelah melihat pagelaran seni karawitan tersebut. Dan sebagai hiburan bagi penikmatnya, seseorang dapat terhibur dan senang ketika memainkan atau melihat pagelaran seni karawitan.
            Selain itu seni karawitan juga mempunyai fungsi lain yaitu, sebagai musik pengiring bagi kesenian yang lain seperti seni tari, dikatakan sebagai musik pengiring apabila dalam suatu pagelaran karawitan hanya menduduki salah satu posisi pengiring saja dari suatu pagelaran atau ada fungsi yang lebih penting dari fungsi karawitan itu sendiri. Sebagai fungsi sosial, beberapa sajian karawitan yang difungsikan sebagai sarana sosial, seperti hajatan, kampanye politik, untuk perayaan-perayaan dalam rangka memeperingati sesuatu, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk mempengaruhi jiwa atau mengubah pikiran yang mendengarkannya. Sebagai sarana komersial, seiring kemajuan zaman dan kebutuhan hidup manusia yang terus meningkat, karawitan tidak hanya dimainkan untuk memenuhi kepuasan yang bersifat batiniah atau spritual semata, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah atau materi. Dengan kata lain, para seniman menggeluti profesi karawitan untuk mendatangkan penghasilan.
            Dan khusus untuk saya karawitan berfungsi untuk menumbuhkan rasa kreatifitas saya, karena dalam keseharian saya sering diperdengarkan oleh ayah saya seni musik karawitan. Jadi sedikit banyak saya mengetahui beberapa lagu-lagu seni karawitan, walau tidak secara mendalam. Dan juga semoga bermanfaat dan berfungsi bagi penikmat karawitan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar