Mata kuliah yang menarik bagi saya saat ini yaitu karawitan, itu tidak berarti mata kuliah yang lain itu tidak menarik. Dalam mata kuliah ini saya mempunyai berbagai pengalaman menarik dan pengetahuan yang benar-benar baru bagi saya, yang salah satunya yaitu saat saya menyaksikan pementasan seni di ISI Surakarta. Karawitan merupakan peninggalan leluhur yang sangat
berharaga. Selain sebagai bentuk seni yang tinggi karawitan juga mempunyai
fungsi dalam lingkup kemasyarakatan. Karawitan yang ditampilkan di dalam
upacara adat dapat berdampak positif kepada para pemain dan penontonnya,
seperti menumbuhkan rasa kekeluargaan, menanamkan nilai-nilai luhur,
menghilangkan sifat-sifat brutal, menambah kreatifitas, memupuk kerja sama dan
menghibur serta menghilangkan rasa gundah atas kehidupan. Padahal karawitan
mempunyai dampak yang positif bagi para pemain dan penontonnya, namun generasi
sekarang ini banyak yang tidak tahu tentang seni karawitan. Sudah jarang orang
yang ingin mempelajari seni musik karawitan. Tetapi masih ada orang-orang yang
mempunyai jiwa seni yang mempelajari seni karawitan, seperti mahasiswa jurusan
karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini.
Pada
tanggal 11 & 16 April 2014 para mahasiswa tersebut sedang menggelar pentas
seni karawitan dalam rangka menyajikan tugas akhir mereka. Setelah saya
menyaksikan sajian pentas seni karawitan ini saya mempunyai beberapa pengalaman
yang baru, seperti seni karawitan tidak selalu identik dengan tradisional dan
tidak hanya menggunakan gamelan saja, tetapi bisa di kolaborasikan dengan
berbagai alat musik lainnya seperti biola, gitar, dan juga peralatan-peralatan
rumah tangga yang dapat mengeluarkan bunyi.
Pada tanggal 11 April 2014 sekitar pukul 8 malam yang
bertempat di gedung teater besar Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, pementasan
yang pertama digelar yaitu pementasan seni karawitan klasik atau hanya
menggunakan gamelan saja tanpa menggunakan alat musik yang lain. Pementasan
pada malan itu terkesan sangat hikmat sekali. Sebelum saya menyaksikan
pementasan ini yang saya tahu bahwa ketika akan digelar seni karawitan harus
mengadakan ritual-ritual tertentu dan menggunakan sesajen atau semacamnya, dan
saya berpikir bahwa gamelan itu selalu identik dengan mistis, tidak boleh
dimainkan sembarangan dan harus melewati beberapa ritual untuk memainkannya.
Namun ternyata hal itu semua salah, karawitan adalah seni musik yang sangat
menghibur bagi penontonnya, yang siapa saja boleh memainkan dengan baik dan
benar. Tanpa harus mengadakan ritual tertentu dan sesajen atau semacamnya.
Gamelan pun tidak selalu identik dengan mistis, gamelan merupakan alat musik
yang sangat indah dan unik menurut saya.
Menurut
saya sebagai penonton awam dalam pementasan seni karawitan melibatkan banyak
pemain sedangkan dalam satu pementasan untuk tugas akhir ini penyajinya hanya
dua atau tiga orang saja dan yang lainnya merupakan pendukung saja. Ketika ada
banyak pemain yang memainkan gamelan atau alat musik yang lain memakai pakaian
yang sama maka dimata penonton awam seperti saya akan beranggapan bahwa
penyajinya tidak akan diperhatikan karena jarak pandang dari kursi penonton
jauh, pakaian yang digunakan sama, porsi memainkan alat musiknya pun hampir
sama dengan pemain pendukung. Jadi ketika penyajinya tidak ada sesuatu yang
menonjol maka penontonnya tidak akan terlalu memperhatikan. Walaupun mungkin
yang mereka tonjolkan adalah karya seni musik yang mereka ciptakan, tetapi
dimata penonton awam mereka tidak terlalu memperhatikan hasil ciptaanya,
melainkan yang lebih mereka perhatikan adalah cara penyajiannya di atas pentas. Apabila penyaji ketika dalam pementasan
menggunakan pakaian yang berbeda dengan pemain pendukungnya dan porsi memainkan
alat musik atau gamelannya berbeda atau lebih banyak dan lebih menonjol maka
penonton akan sedikit banyak lebih memperhatikan penyajinya dibanding para pemain
pendukungnya.
Bahkan
padapementasan yang pertama ini para penontonnya pun banyak yang menyaksikannya
tidak sampai selesai entah itu karena mereka tidak menyukai seni karawitan atau
mereka merasa jenuh dengan cara penyajiannya yang tidak menonjolkan penyajinya
sebagai pemain utamanya. Dan terasa membosankan karena tidak ada sesuatu yang
terlihat sedikit menonjol atau lebih terlihat “waooww” dimata penonton awam.
Lain halnya ketika mungkin ada sesuatu yang menonjol pada pementasan ini,
walaupun mungkin para penonton tidak menyukai seni karawitan tetapi ketika ada
sesuatu yang menonjol dibalik pementasan ini para penonton akan merasa ingin
tahu bagaimana kelanjutan dari pementasan ini.
Lain
halnya dengan pementasan yang kedua yaitu pada tanggal 16 April 2014 diwaktu
dan tempat yang sama, untuk pementasan kali ini sedikit lebih “gumyak” atau
meriah dari pementasan yang pertama. Pada pementasan ini para penyaji menyajikan
seni musik karawitan dengan memadupadankan gamelan dengan alat musik yang lain
seperti ada yang mengunakan perlatan memasak, peralatan bangunan, biola dan
lain-lain. Pada pementasan yang kedua ini masih tetap sama yaitu para
penyajinya sendiri tidak terlihat lebih menonjol dari pemain pendukungnya, dari
segi penampilan, pakaian,dan porsi memainkan alat musiknya masih terlihat
hampir sama dengan pemain pendukungnya. Tetapi yang membuat pementasan ini
terlihat menarik yaitu materi musik yang ditampilkan.
Dan
yang sangat menarik lagi yaitu penontonnya pun sangat penuh sampai lantai 2
hampir semua kursi penuh, mereka meyaksikan sajian ini sampai akhir pementasan.
Karena materi yang ditampilkan membuat rasa ingin tahu penonton bagaimana
kelanjutan dari sajian-sajiannya.
Setelah
saya menyaksikan pementasan seni karawitan di gedung teater besar Institut Seni
Indonesia (ISI) Surakarta ini, ternyata pagelaran seni karawitan yang digelar
guna memenuhi tugas akhir beberapa mahasiswa jurusan karawitan ini mempunyai
berbagai fungsi untuk siapa saja yang menyaksikannya dan juga yang menyajikan,
yaitu sebagai pemenuhan tugas akhir beberapa mahasiswa jurusan karawitan,
mahasiswa atau penyajinya ini menciptakan dan menggelar pementasan ini dengan
waktu penciptaannya yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Sebagai ungkapan
isi hati penyajinya dengan menyajikan seni karawitan seniman seniman tersebut
dapat mengungkapkan apa saja yang ada dalam hatinya. Sebagai apresiasi oleh
penikmatnya atau penontonnya dengan menyaksikan sajian karawitan para penonton
akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang baru setelah melihat pagelaran
seni karawitan tersebut. Dan sebagai hiburan bagi penikmatnya, seseorang dapat
terhibur dan senang ketika memainkan atau melihat pagelaran seni karawitan.
Selain
itu seni karawitan juga mempunyai fungsi lain yaitu, sebagai musik pengiring
bagi kesenian yang lain seperti seni tari, dikatakan sebagai musik pengiring
apabila dalam suatu pagelaran karawitan hanya menduduki salah satu posisi
pengiring saja dari suatu pagelaran atau ada fungsi yang lebih penting dari
fungsi karawitan itu sendiri. Sebagai fungsi sosial, beberapa sajian karawitan
yang difungsikan sebagai sarana sosial, seperti hajatan, kampanye politik,
untuk perayaan-perayaan dalam rangka memeperingati sesuatu, dan lain-lain. Hal
ini bertujuan untuk mempengaruhi jiwa atau mengubah pikiran yang
mendengarkannya. Sebagai sarana komersial, seiring kemajuan zaman dan kebutuhan
hidup manusia yang terus meningkat, karawitan tidak hanya dimainkan untuk
memenuhi kepuasan yang bersifat batiniah atau spritual semata, tetapi juga
untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah atau materi. Dengan kata lain, para seniman
menggeluti profesi karawitan untuk mendatangkan penghasilan.
Dan
khusus untuk saya karawitan berfungsi untuk menumbuhkan rasa kreatifitas saya,
karena dalam keseharian saya sering diperdengarkan oleh ayah saya seni musik
karawitan. Jadi sedikit banyak saya mengetahui beberapa lagu-lagu seni
karawitan, walau tidak secara mendalam. Dan juga semoga bermanfaat dan
berfungsi bagi penikmat karawitan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar